Dabo,LP(23/2) – Kelangkaan BBM di Kabupaten Lingga yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu nampaknya belum akan berakhir. Sejauh ini belum ada tindakan nyata yang dilakukan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi agar keresahan masyarakat atas masalah ini dapat diredam sehingga tidak menimbulkan ekses yang mengkhawatirkan.
Bahkan dari pertemuan yang difasilitasi Camat Singkep, Rabu (22/2) di gedung pertemuan Sanggar Praja, Kantor Camat Singkep, Jalan Garuda Dabo Singkep yang mempertemukan antara pemilik kios (pengecer), masyarakat (konsumen) dengan agen (SPBB Junaidi) sebagai pemasok tunggal BBM di Lingga, tidak membuahkan hasil yang signifikan.
Tak kurang, hadir dalam pertemuan tersebut Camat Singkep, Kisanjaya yang memfasilitasi, Camat Singkep Barat Siswandi, Kasie Disperindag Lingga Razwin, Kapolsek Singkep AKP Asmur, Kapolsek Singkep Barat AKP Panji, Direktur SPBB Junaidi, Edison serta tokoh masyarakat lainnya.
Pihak pengecer mengeluhkan, sejak beberapa bulan terakhir mereka merasa dirugikan, pasalnya, BBM yang mereka terima dari SPBB Junaidi seringkali kurang bahkan sekitar 20-25 liter per drum. Ditambah lagi adanya pengurangan jatah dari permintaan pasokan yang diterima seperti biasanya. Akibatnya, mereka tidak dapat melayani permintaan konsumen dengan maksimal. Menanggapi hal itu, Edison berkilah, selama ini pihaknya sudah cukup transparan dalam pengisian BBM ke kios-kios langganan di Lingga, khususnya di Singkep dan Singkep Barat. Hanya saja, kata dia karena penyaluran dilakukan di laut sehingga mengalami kesulitan pengisian premium ke dalam setiap drum milik pengecer dengan menggunakan meteran standar yang dimiliki. “Bisa saja misalnya pemilik kios yang ambil sendiri, solusinya bagaimana,” ujarnya. Dari Disperindag Lingga yang diwakili Kasi Perdagangan Disperindag, Razwin mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan terus pendataan, dan untuk perbaikan dalam pelaksanaan pendistribusian ke kios-kios pengecer. “Kami juga telah mengajukan permohonan untuk penambahan kuota BBM di Lingga kepada Pertamina,” ujarnya.
Dari pantauan LINGGA POS, harga BBM jenis premium (bensin) akibat kelangkaan ini melonjak tinggi. Per liter bensin dìhargai dengan Rp20 rb-Rp25rb. Bahkan para pemilik kios hanya melayani pengisian ke konsumen dengan mematok bayaran per kendaraan roda dua sebesar Rp10 ribu saja, tidak perliter. Uniknya, pagi dipasok dari agen, sorenya kios sudah tidak melayani pembeli lagi, karena premiumnya sudah habis ludes. Jadinya, kios-kios pengecer di Lingga hanya buka beberapa hari saja dalam sebulan. Selebihnya, mereka hanya melayani pencucian kendaraan, penjualan pulsa bagi yang punya pekerjaan sampingan. Bagi yang tidak, kiosnya tutup begitu saja. (arn)
alangkah lucunya Negri ini
Negri yg kaya akan SDA (seperti minyak bumi) kok masih ada ya kejadian kelangkaan BBM terjadi. Kepri juga terkenal memiliki kekayaan sumber daya alam seperti minyak bumi kok di kab lingga dan anambas masih terjadi kelangkaan BBM.
buknkah salah satu fisi dan misi pemerintah itu,, untuk mensejahtrhkan rakyat,, tp pada knyataan, y malah mbuat masyarakat terpuruk dan tersiksa,,, dimana kepedulian pemerintah sekarang????